Manfaat Kepatuhan Minum Obat TBC

HUMAS - RSUP Fatmawati

Wednesday, 12 June 2024 09:46 WIB

Responsive image

Gambar dari HUMAS RSUP Fatmawati

Kepatuhan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan prilaku pasien dalam minum obat secara benar tentang dosis, frekuensi dan waktu. Agar patuh, pasien dan keluarga sebagai support system harus dilibatkan dalam memutuskan apakah minum obat atau tidak. Keberhasilan proses perawatan di rumah sangat di tunjang oleh peran serta dari keluarga. Kepatuhan minum obat TBC sangat penting karena : 1). Bila obat tidak mencapai konsentrasi optimal dalam darah maka akan memungkinkan berkembangnya resisten. 2). Minum dosis obat tepat waktu dan minum secara benar adalah penting untuk mencegah resistensi. 3). Derajat kepatuhan minum obat sangat berhubungan dengan keberhasilan dalam mempertahankan penekanan virus. Pasien TBC ada yang tidak teratur minum obat karena : 1). Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya minum obat TBC secara teratur. 2). Merasa bosan dengan pengobatan karena membutuhkan waktu yang lama. 3). Adanya efek samping dari OAT. 4). Lupa minum obat. 5). Tidak mendapat dukungan dari keluarga. 6). Sikap negatif terhadap pengobatan (melakukan pengobatan alternative). Ketidakpatuhan minum obat dapat menyebabkan resisten obat dan memburuknya kondisi pasien . Pasien harus memahami tujuan pemberian OAT ( obat anti Tb ) karena : 1). Obat anti Tb dapat menyembuhkan penderita TB. 2). Selama pengobatan TB kuman masih dapat ditularkan sehingga harus mematuhi cara membuang dahak dan pemakaian masker. 3). Pengobatan dilakukan 6-8 bulan dan minum obat terus menerus. 4). Kepatuhan pengobatan. Jangan memulai minum OAT jika dalam kondisi : 1). Pasien tidak batuk lebih dari 2 minggu. 2). Tidak memeriksa dahak. 3). Tidak melakukan rontgen Thorak. 4). Tidak memeriksa darah ke Laboratorium. Efek samping OAT pada penderita : 1). Efek minor : a). Anoreksia, mual dan sakit perut (obat Rifampicyn) > penanganan : teruskan obat, kontrol ke dr. spesialis paru. b). Nyeri sendi (obat Pirazinamide) > penanganan : minum Aspirin. c). Panas di kaki (obat INH) ???? penanganan dengan obat Piridoksin 100 mg/hari . d). Urin kemerahan (obat Rifampicyn) ???? perlu dijelaskan pada pasien. 2). Efek mayor : a). Ketulian (obat Streptomicyn) > penanganan : hentikan pemberian Streptomicyn. b). Pusing , vertigo, nystagmus (obat Streptomicyn) > penanganan : hentikan pemberian Streptomicyn. c). Ikterus tanpa sebab lain, gangguan penglihatan (obat Ethambutol) > penanganan : hentikan Ethambutol. d). Syok, purpura, gagal ginjal akut (obat Rifampicyn) > penanganan : hentikan Rifampicyn. Yang harus dilakukan jika mengalami efek samping obat : 1). Jika efek samping minor, maka pengobatan dapat diteruskan dengan dosis biasa atau kadang-kadang dosis perlu di turunkan. Dapat diberikan pengobatan simptomatik. 2). Jika timbul efek samping mayor harus di tangani sesegera mungkin. Kiat untuk mengingat minum obat TB, yaitu : 1). Minumlah obat pada waktu yang sama tiap hari. 2). obat harus dibawa kemanapun penderita pergi seperti bekerja atau sekolah atau pulang kampung. 3). Pergunakan alarm atau pengingat minum obat. Efek samping obat masih menjadi hambatan bermakna dalam terapi tuberkulosis. Penanganan efek samping yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan dengan demikian meningkatkan keberhasilan terapi. Secara umum, efek samping yang timbul pada penanganan tuberkulosis bersifat ringan. Efek samping minor dapat ditangani secara suportif tanpa memerlukan penghentian terapi. Pada pasien dengan efek samping mayor, terapi harus dihentikan dan dilakukan evaluasi dan pemantauan. Rujukan ke spesialis dapat dipertimbangkan. Obat OAT dapat dimulai kembali secara bertahap dan dapat dilakukan drug challenge untuk mengidentifikasi obat mana yang tidak dapat ditoleransi.