Kehamilan Risiko Tinggi: Waspadai, Cegah, dan Kendalikan
HUMAS - RSUP Fatmawati
Monday, 08 September 2025 08:23 WIB
Gambar dari HUMAS RSUP Fatmawati
Kehamilan merupakan proses alami, namun tidak selalu bebas dari risiko. Kehamilan risiko tinggi adalah kondisi ketika ibu atau janin memiliki potensi lebih besar mengalami gangguan kesehatan atau komplikasi dibanding kehamilan normal. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyulit hingga kematian sebelum atau sesudah persalinan. Faktor risiko ? ada beberapa faktor resiko yang dapat memicu kehamilan risiko tinggi : 1. Usia ibu di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun 2. Riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, gangguan darah, penyakit jantung, atau HIV/AIDS. 3. Gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol. 4. Riwayat kehamilan bermasalah seperti keguguran berulang, perdarahan, atau kelahiran prematur. 5. Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun) atau jumlah kelahiran yang terlalu banyak (> 4 kali). Konsep 4T dan 3T menurut kemenkes RI ?Kemenkes RI juga menekankan konsep 4T (Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu dekat, Terlalu banyak) dan 3 Terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat tiba di fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapat penanganan) sebagai pemicu tingginya risiko komplikasi. Bahaya yang dapat mengancam ?Kehamilan risiko tinggi dapat memicu preeklampsia, perdarahan hebat, perkembangan janin terhambat (PJT), bayi lahir dengan berat rendah (BBLR), kelahiran prematur, cacat lahir, hingga kematian janin dalam kandungan (IUFD). Pencegahan ? ada beberapa pencegahan yaitu : 1. Pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter spesialis kandungan. 2. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan asam folat sejak 3 bulan sebelum hamil. 3. Menghindari rokok, alkohol, dan kafein berlebihan. 4. Melakukan olahraga ringan secara teratur. 5. Melengkapi imunisasi dan hanya mengonsumsi obat sesuai anjuran medis. Setiap ibu hamil berpotensi mengalami risiko, namun dengan deteksi dini, pemeriksaan rutin, dan pola hidup sehat, komplikasi dapat diminimalkan. Kesadaran dan dukungan keluarga menjadi kunci menjaga keselamatan ibu dan bayi. Referensi : Restuti, W., dkk. (2021). Journal of Midwifery Information (JoMI), 2(1). Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kemenkes RI.
Halaman Highlights