Pengelolaan Diabetes Melitus dan Penggunaan Obat Antidiabetik Oral

HUMAS - RSUP Fatmawati

Tuesday, 16 September 2025 14:33 WIB

Responsive image

Gambar dari HUMAS RSUP Fatmawati

Diabetes melitus adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Penyakit ini dapat memicu komplikasi serius seperti kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, stroke, dan amputasi. Menurut WHO, jumlah penderita diabetes meningkat dari 108 juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada 2014, dengan kenaikan tercepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Empat pilar utama pengelolaan DM meliputi: edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani, dan obat antidiabetik. Obat antidiabetik oral (OAD) digunakan ketika intervensi gaya hidup belum cukup mengendalikan kadar glukosa darah. Ada beberapa jenis obat diabetes oral ? ada beberapa jenis obat antara lain: 1. Sulfonilurea (mis. glibenclamid, glimepiride) – memacu pelepasan insulin dari pankreas. Efektif menurunkan gula darah, tetapi dapat menyebabkan hipoglikemia dan peningkatan berat badan. 2. Glinid (mis. repaglinid, nateglinid) – bekerja cepat memicu pelepasan insulin, namun risiko hipoglikemia tetap ada. 3. Metformin – meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin dan mengurangi produksi glukosa oleh hati. Efektif, murah, dan dapat membantu menurunkan berat badan, tetapi dapat menyebabkan mual atau diare. 4. Thiazolidinediones (mis. pioglitazone) – meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, tetapi dapat menambah berat badan dan meningkatkan risiko gagal jantung. 5. Alpha-glucosidase inhibitors (mis. acarbose) – memperlambat pemecahan karbohidrat, risiko hipoglikemia rendah, namun dapat menimbulkan gas dan diare. 6. SGLT2 inhibitors (mis. dapagliflozin) – membantu pembuangan gula lewat urine, dapat menurunkan berat badan dan tekanan darah, namun meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Efek samping obat antidiabetik perlu diwaspadai?, seperti hipoglikemia (gula darah rendah), yang dapat terjadi jika pasien makan kurang dari aturan, berolahraga berlebihan, atau mengonsumsi obat dengan efek serupa. Beberapa obat non-diabetes juga dapat memengaruhi kadar glukosa darah, misalnya menurunkan (insulin, sulfonilurea, alkohol) atau meningkatkan (kortikosteroid, diuretik, ß2-agonis). Penggunaan obat saat puasa ? perlu disesuaikan dengan dosis, waktu, dan jenis obat agar terhindar dari hipoglikemia atau hiperglikemia. Prinsip “7 Benar” sangat penting, yaitu: benar obat, dosis, waktu/frekuensi, rute pemberian, identitas pasien, informasi/interaksi obat, dan dokumentasi/terapi. Edukasi pasien mengenai pola makan, aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, serta pemantauan kadar glukosa darah merupakan kunci keberhasilan terapi jangka panjang.dengan tenaga kesehatan sangat penting untuk menentukan terapi yang aman dan efektif. Referensi : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2021). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia.